Senin, 26 Maret 2018

Makalah Sterilisasi dan Desinfeksi




MAKALAH

STERILISASI DAN DESINFEKSI
Disusun untiuk melengkapi tugas Mata Kuliah
 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
 Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar.  Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi?
2.    Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi?
3.    Bagaimana metode Sterilisasi dan Desinfeksi?
4.    Apa saja alat yang di Sterilisasi dan Desinfeksi?
5.    Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi?
6.    Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan dan keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
  1. Mengetahui pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi.
  2. Mengetahui tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi.
  3. Mengetahui metode Sterilisasi dan Desinfeksi.
  4. Mengetahui alat yang di Sterilisasi dan Desinfeksi.
  5. Mengetahui perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi.
  6. Mengetahui aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan dan keperawatan.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
  1. Pengertian Sterilisasi
Makna harfiah kata sterilisasi adalah: “menghancurkan semua bentuk kehidupan. Sehingga sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetative maupun yang berbentuk spora. Mikroorganisme yang dimasud dapat berupa kuman, virus, ricketsia maupun jamur. Jadi produk steril telah bebas dari semua jenis mikroorganisme hidup.
Istilah hidup disini perlu diperhatikan karena ada produk steril yang masihmengandung mikroorganisme tetapi telah mati, misalnya hasil sterilisasi dengan pemanasan ataupun dengan memakai gas. Khusus untuk produk steril hasil sterilisasi dengan penyaringan, sama sekali tidak terdapat mikroorganisme karena telah dipisahkan secara fisika dan tertinggal di dalam filter.
  1. Pengertian Desinfeksi
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.
Disinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2.2 Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1.    Mencegah terjadinya infeksi
2.    Mencegah makanan menjadi rusak
3.    Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
4.    Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.

2.3 Metode Sterilisasi dan Desinfeksi
  1. Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1.  Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2.  Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
§  Pemanasan
-       Pemijaran (dengan api langsung)
-       Panas kering
-       Uap air panas
-       Uap air panas bertekanan
§  Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu, membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri Suhu 65 C/ 30 menit
§  Penyinaran dengan sinar UV
§  Sinar  ion bersifat hiperaktif
3.  Sterilisasi dengan Cara Kimia
§ Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
-  Rongga (space)
-  Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
-  Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
-  Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
-  Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap
-  Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan.
§ Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
-  Jenis bahan yang digunakan
-  Konsentrasi bahan kimia
-  Sifat Kuman
-  pH
-  Suhu
§ Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi kimia
-  Alkohol
-  Halogen (Mengoksidasi protein kuman)
-  Yodium (Konsentrasi yang tepat tidak mengganggu kulit)
-  Klorin (Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah)
-  Fenol (as. Karbol), mempresipitasikan protein secara aktif.
-  Peroksida (H2O2) efektif dan nontoksid
-  Gas Etilen Oksida (mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik)

  1.  Desinfeksi
      Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1.    Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2.    Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3.    Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
4.    Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).
5.    Fenol
     Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6.    Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

2.4  Perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang sama.  Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksi dalam Keseharian Dunia Kesehatan dan Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur invasive sepeti:
a.    Mengisap jalan napas pasien
b.    Memasukkan kateter urinarius
c.    Mengganti balutan luka
d.    Sanitasi lingkungan rumah sakit. Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.
e.    Universal Precaution. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.
f.     Cuci Tangan. Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:        Gown/barakschort
Masker
Sarung Tangan
Kaca mata pelindung/goggles
g.    Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah. Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis sampai menjadi arang.

h.    Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
·         Desinfekatan
                               i.    Aseptik/Asepsis, suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
                               ii.   Antisepsis, proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
                              iii.   Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimia
·         Sterilisasi
Upaya  pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi. Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.
                                      i.    Pemprosesan Alat
                                    ii.    Dekontaminasi, proses yang membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum dibersihkan. Tujuan ini agar benda mati ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih medis sebelum pencucian berlangsung.
                                   iii.    Pencucian atau bilas, prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
                                   iv.    Sterilisasi atau DTT.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari uraian tersebut, kelompok kami dapat menarik sebuah kesimpulan yaitu:
§ Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
§ Berapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi mencegah terjadinya infeksi, mencegah makanan menjadi rusak, mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri, mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
§ Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.

3.2 Saran
Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi.
Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses pembelajaran tentang BAB Sterilisasi dan Desinfeksi.
DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar